Kabupaten Jombang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
- Untuk tumbuhan dengan nama yang sama, lihat Jombang (tumbuhan). Untuk kegunaan lain, lihat Jombang (disambiguasi).
Kabupaten Jombang
Lambang Kabupaten Jombang
Moto: Jombang Beriman (Bersih, Indah, dan Nyaman)
Slogan pariwisata: Jombang The City of Tolerance, Jombang The Heart of East Java
Julukan: Kota Santri |
Dari kiri atas ke kanan bawah: Ringin Contong, Kebon Rojo, Tugu Adipura, Keraton Jombang (pusat perbelanjaan), Relief Candi Arimbi, Pondok Pesantren Tebuireng, Pabrik CJI, Tirta Wisata, Wisata Alam Wonosalam, Soto Dokk, GKJW Mojowarno, Klenteng Hong San Kiong |
Peta lokasi Kabupaten Jombang
Koordinat: 5.2° - 5.3° BT dan 7.2° - 7.45° LS |
Provinsi |
Jawa Timur |
Hari jadi |
1910 (fakta)
1950 (hukum) |
Dasar hukum |
UU No. 12/1950 |
Ibu kota |
Jombang |
Pemerintahan |
- Bupati |
Drs. Ec. H. Nyono Suharli W. |
- Wakil Bupati |
Hj. Mundjidah Wahab, BA |
- DAU |
Rp. 664.825.242.000,-(2011)[1] |
Luas |
1.159,50 km2 |
Populasi |
- Total |
1.201.557 jiwa (2010) |
- Kepadatan |
1.036,27 jiwa/km2 |
Demografi |
- Bahasa |
Indonesia
Jawa |
- Zona waktu |
WIB (UTC+7) |
- Kode area telepon |
0321 |
Pembagian administratif |
- Kecamatan |
21 |
- Kelurahan |
306 |
- Situs web |
www.jombangkab.go.id |
Jombang adalah
kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi
Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km²
[2],
dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219
laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di
tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas
permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya
Kota Surabaya,
ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau
Jawa (
Surabaya-
Madiun-
Jogjakarta), jalur Surabaya-
Tulungagung, serta jalur
Malang-
Tuban.
[3]
Jombang juga dikenal dengan sebutan
Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.
[4]
Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren
di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti
pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal
adalah
Tebuireng,
Denanyar,
Tambak Beras, dan
Darul Ulum (Rejoso).
Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan
Presiden Indonesia yaitu
KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional
KH Hasyim Asy'ari dan
KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam
Nurcholis Madjid, serta budayawan
Emha Ainun Najib dan seniman
Cucuk Espe.
Konon, kata
Jombang merupakan akronim dari kata
berbahasa Jawa yaitu
ijo (Indonesia: hijau) dan
abang (Indonesia: merah).
Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan
(nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan
harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna
dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
[5]
Sejarah
Penemuan fosil
Homo mojokertensis di lembah
Sungai Brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Tahun 929, Raja
Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan
Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan
Gunung Merapi atau serangan
Kerajaan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di
Watugaluh. Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun
1006, sekutu Sriwijaya menghancurkan ibukota kerajaan Mataram dan menewaskan
Raja Dharmawangsa.
Airlangga,
putera mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri
dari serbuan Sriwijaya, dan ia menghimpun kekuatan untuk mendirikan
kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga
sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di
Sendang Made, Kecamatan
Kudu. Tahun 1019,
Airlangga mendirikan Kerajaan
Kahuripan, yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali; serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Pada masa
Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa
Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura selatan adalah Desa
Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Hingga ini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks
mojo-, di antaranya
Mojoagung,
Mojowarno,
Mojojejer,
Mojotengah,
Mojotrisno,
Mojongapit, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah
Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama
Islam
mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai
utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram
Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Kolonialisasi
Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari
Hindia Belanda.
Etnis Tionghoa juga berkembang; Kelenteng Hong San Kiong di Gudo, yang
konon didirikan pada tahun 1700 masih berfungsi hingga kini. Hingga kini
pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis
Tionghoa dan Arab.
Tahun
1811, didirikan
Kabupaten Mojokerto, di mana meliputi pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah satu
residen di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan
Trowulan (di mana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), adalah masuk dalam
kawedanan (
onderdistrict afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang memformulasikan Teori Evolusi dan terkenal akan
Garis Wallace, pernah mengunjungi dan bermalam di Jombang ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun
1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan
Raden Adipati Arya Soeroadiningrat sebagai Bupati Jombang pertama.
[6]
Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten Jombang memiliki peran
penting dalam menentang kolonialisme. Beberapa putera Jombang merupakan
tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, seperti
KH Hasyim Asy'ari (salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua
Masyumi) dan
KH Wachid Hasyim (salah satu anggota
BPUPKI termuda, serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Timur mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Timur.
Pembagian wilayah administratif
Peta administratif Kabupaten Jombang
Kabupaten Jombang terdiri atas 21
kecamatan, yang mencakup 306
desa dan 4
kelurahan.
[7]
Sebagai pusat pemerintahan adalah Kecamatan Jombang. Kecamatan
Ngusikan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu yang dibentuk pada
tahun
2001.
No. |
Kecamatan |
Luas Wilayah
(km²) |
Jumlah
desa/kelurahan |
1 |
Bandar Kedungmulyo |
32,50 |
11 |
2 |
Perak |
29,05 |
13 |
3 |
Gudo |
34,39 |
18 |
4 |
Diwek |
47,70 |
20 |
5 |
Ngoro |
49,86 |
13 |
6 |
Mojowarno |
78,62 |
19 |
7 |
Bareng |
94,27 |
13 |
8 |
Wonosalam |
121,63 |
9 |
9 |
Mojoagung |
60,18 |
18 |
10 |
Sumobito |
47,64 |
21 |
11 |
Jogoroto |
28,28 |
11 |
12 |
Peterongan |
29,47 |
14 |
13 |
Jombang |
36,40 |
20 |
14 |
Megaluh |
28,41 |
13 |
15 |
Tembelang |
32,94 |
15 |
16 |
Kesamben |
51,72 |
14 |
17 |
Kudu |
77,75 |
11 |
18 |
Ngusikan |
34,98 |
11 |
19 |
Ploso |
25,96 |
13 |
20 |
Kabuh |
97,35 |
16 |
21 |
Plandaan |
120,40 |
13 |
Geografi
Relief
Peta topografi Kabupaten Jombang
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah,
yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl.
Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 bagian:
- Bagian utara, terletak di sebelah utara Sungai Brantas,
meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan
sebagian Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah
perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di atas
permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan Kendeng.
- Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, merupakan
dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini
merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta
kawasan permukiman penduduk yang padat.
- Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam dan sebagian Kecamatan
Bareng dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah
yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin tinggi. Hanya sebagian
Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di atas 500 m.
Sungai
Sungai Brantas,
yang merupakan sungai terbesar di Jawa Timur, memisahkan Kabupaten
Jombang menjadi dua bagian: bagian utara (24%) dan bagian selatan (76%),
sepanjang ±44 km. Kabupaten Jombang juga terus berupaya dalam
menyelamatkan tanggul dan ekosistem yang ada di sepanjang sungai
Brantas. Langkah itu antara lain, dengan membentuk Kelompok Masyarakat
(Pokmas) yang anggotanya terdiri dari para penambang pasir yang ada di 8
kecamatan, dan tersebar di 34 desa.
[8] Sungai-sungai lain yang signifikan adalah
Sungai Marmoyo (23 km),
Sungai Ngotok Ring Kanal (27 km),
Sungai Konto (14 km),
Sungai Gunting (12 km), dan
Sungai Jurangjero (12 km).
Iklim dan cuaca
Wilayah Kabupaten Jombang mempunyai letak geografi antara 5.20° -
5.30° Bujur Timur dan antara :7.20' dan 7.45' lintang selatan dengan
luas wilayah 115.950 Ha atau 2,4 % luas Provinsi Jawa Timur.
Keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten Jombang yang
terletak pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut mempunyai curah
hujan relatif rendah yakni berkisar antara 1750 - 2500 mm pertahun.
Sedangkan untuk daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 500
meter dari permukaan air laut, rata-rata curah hujannya mencapai 2500 mm
pertahunnya.
Kabupaten Jombang adalah termasuk yang mempunyai iklim tropis,
sedangkan berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang
diberikan oleh Smidt dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Dimana tipe ini
biasanya musim penghujan jatuh pada bulan Oktober sampai April dan
musim kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
[9]
Tata guna lahan
Pola penggunaan tanah di Kabupaten Jombang (2003) terbanyak digunakan untuk area
persawahan (42%), diikuti dengan
permukiman (19%),
hutan (18%), tegal (12%), dan lainnya. Sebagian besar sawah (82%) merupakan
irigasi teknis, dan sebagian (10%) merupakan sawah tadah hujan.
Penduduk
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa (2010)
terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan. Sedikitnya 55%
penduduk tinggal di wilayah
perkotaan.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Jombang sebesar 997 jiwa/km².
Konsentrasi sebaran penduduk terutama di Kecamatan Jombang (dengan
tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni 3.198 jiwa/km²), Kecamatan
Tembelang (bagian selatan), Kecamatan Peterongan (bagian tengah dan
selatan), Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno (bagian utara dan
timur), sepanjang jalan raya Jombang-Peterongan-Mojoagung-Mojokerto,
serta sepanjang jalan raya Jombang-Diwek-Blimbing-Ngoro-Kandangan.
Kawasan padat penduduk lainnya adalah kawasan perkotaan di kecamatan
Ploso, Perak, dan Ngoro. Bagian barat laut (yang merupakan perbukitan
kapur) dan bagian tenggara (yang merupakan daerah pegunungan) merupakan
kawasan yang memiliki kepadatan penduduk jarang. Pertumbuhan penduduk
tahun 2007 s/d 2009 meningkat rata-rata 11,01 % pertahun.
[10]
Etnis dan bahasa
Penduduk Jombang pada umumnya adalah etnis
Jawa. Namun demikian, terdapat minoritas etnis
Tionghoa dan
Arab yang cukup signifikan. Etnis Tionghoa umumnya tinggal di perkotaan dan bergerak di sektor perdagangan dan jasa.
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki pengaruh
Dialek Surabaya
yang terkenal egaliter dan blak-blakan. Kabupaten Jombang juga
merupakan daerah perbatasan dua dialek Bahasa Jawa, antara Dialek
Surabaya dan Dialek Mataraman. Beberapa kawasan yang berbatasan dengan
Kabupaten Nganjuk dan Kediri memilki pengaruh Dialek Mataraman yang
banyak memiliki kesamaan dengan Bahasa Jawa Tengahan. Salah satu ciri
khas yang membedakan Dialek Surabaya dengan Dialek Mataram adalah
penggunaan kata
arek (sebagai pengganti kata
bocah) dan kata
cak (sebagai pengganti kata
mas).
[11]
Agama
Sebagian besar agama yang dianut penduduk Jombang adalah
Islam dianut oleh 98% penduduk Kabupaten Jombang, diikuti dengan agama
Kristen Protestan (1,2%),
Katolik (0,3%),
Buddha (0,09%),
Hindu (0,07%), dan lainnya (0,02%).
[12]
Meskipun Jombang dikenal dengan sebutan "kota santri", karena
banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya,
Namun kehidupan beragama di Kabupaten Jombang sangat toleran. Di
Kecamatan
Mojowarno,
(atau sekitar 8 km dari Ponpes Tebuireng), merupakan kawasan dengan
pemeluk mayoritas beragama Kristen Protestan, dan daerah tersebut pernah
menjadi pusat penyebaran salah satu aliran agama Kristen Protestan pada
era Kolonial Belanda, denga bangunan gereja tertua dan salah satu
terbesar di Jawa Timur yaitu Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno
dengan dilengkapi rumah sakit Kristen dan Sekolah-sekolah Kristen. Agama
Hindu juga dianut sebagian penduduk Jombang, terutama di kawasan
selatan (Wonosalam, Bareng, dan Ngoro). Selain itu, Kabupaten Jombang
memiliki tiga
kelenteng, yakni Hok Liong Kiong di Kecamatan Jombang, Hong San Kiong di Kecamatan Gudo (yang didirikan tahun
1700) dan Bo Hway Bio di Kecamatan Mojoagung.
Pendidikan
Kabupaten Jombang memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya
Universitas Darul Ulum (UNDAR), STKIP PGRI Jombang, STIE PGRI Dewantara, Universitas Bahrul Ulum, Intitut Keislaman Hasyim Asy'ari (Ikaha),
Universitas Pesantren Darul Ulum
(UNIPDU), STIKES Pemkab Jombang, STIKES ICME, serta sejumlah akademi.
Universitas Darul Ulum merupakan perguruan tinggi terkemuka di Jombang.
Pada tahun 2005, Kabupaten Jombang terdapat 560
SD negeri dan 22 SD swasta; 46 [{Sekolah Menengah Pertama|SMP]] negeri dan 86 SMP swasta; 12
SMA negeri dan 37 SMA swasta; 7
SMK negeri dan 39 SMK swasta. Sementara, untuk sekolah formal Islam, terdapat 5
MI negeri dan 257 MI swasta; 17
MTs negeri dan 102 MTs swasta; serta 10
MA negeri dan 65 MA swasta.
[13]
Sekolah favorit di Kabupaten Jombang pada umunya untuk tingkat SD
adalah SDN Kepanjen 2, SDN Jombatan 3, dan SD Islam Roushon Fikr, untuk
tingkat SMP adalah SMPN 1 Jombang dan SMPN 2 Jombang, sedang untuk
tingkat SMA adalah
SMAN 2 Jombang yang berstatus RSBI,
SMAN 3 Jombang,
SMAN 1 Jombang dan
SMA Unggulan Darul Ulum 1 dan
2. Sekolah kejuruan di Jombang juga menjadi sekolah unggulan untuk remaja Jombang misalnya
SMKN 1 Jombang (SMEA) yang memiliki hotel sendiri,
SMKN 2 Jombang (SMKK) dan
SMKN 3 Jombang (STM).
Komunikasi dan media massa
Jombang memiliki satu kode area dengan
Mojokerto, yakni 0321.
[14] Operator telepon seluler yang beroperasi di Jombang untuk GSM adalah
Telkomsel,
Indosat, 3, dan
Excelcomindo; sedang untuk CDMA adalah
Indosat Starone,
Telkom Flexi, dan
Mobile 8.
Di Jombang terdapat beberapa stasiun radio FM (termasuk dua milik
pemerintah), serta sejumlah tabloid, majalah, dan surat kabar regional.
Leading newspaper di Jombang antara lain adalah
Harian Seputar Indonesia (SINDO),
Jawa Pos (Radar Mojokerto),
Kompas, Duta Masyarakat,
Surya,
Bangsa, dan Memorandum, Surabaya Pagi, Jatim Mandiri. Dan beberapa
lagi, media mingguan yang cukup eksis di kota santri ini, Radar Minggu,
Rakyat Pos, tabloid SIDAK. Media tersebut berbasis berita lokal dan
telah beredar di hampir seluruh wilayah di Jawa Timur. Di Jombang dapat
dengan jelas menangkap saluran TVRI, 10 TV swasta nasional serta
beberapa stasiun televisi lokal di Surabaya dan Kediri.
[15]
Perekonomian
Pertanian
Sektor
pertanian menyumbang 38,16% total
PDRB
Kabupaten Jombang. Meski nilai produksi pertanian mengalami
peningkatan, namun kontribusi sektor ini mengalami penurunan. Sektor
pertanian digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi,
kemudahan yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru rupanya
menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di sini konon
dipengaruhi oleh material letusan
Gunung Kelud yang terbawa arus deras
Sungai Brantas dan
Kali Konto
serta sungai-sungai kecil lainnya. Sistem pengairan juga sangat
ekstensif dan memadai, dan 83% di antaranya merupakan irigasi teknis.
Sedikitnya 42% lahan di Jombang digunakan sebagai area persawahan.
Letaknya di bagian tengah kabupaten dengan ketinggian 25-100 meter dpl.
Lokasi ini ditanamai tanaman padi serta palawija seperti
jagung, kacang kedelai,
kacang tanah,
kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah
padi,
jagung,
kacang kedelai dan
ubi kayu. Besarnya produksi padi telah menempatkan Jombang sebagai daerah swasembada beras di provinsi Jawa Timur.
Di bagian utara merupakan sentra buah-buahan seperti
mangga,
pisang,
nangka, dan
sirsak. Kecamatan Wonosalam juga merupakan sentra buah-buahan terutama Durian Bido. Kecamatan Perak merupakan penghasil utama
jeruk nipis, yang diunggulkan karena tipis kulitnya serta banyak airnya.
Perkebunan
Komoditas andalan perkebunan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah
tebu. Sedang di tingkat regional, komoditas unggulan adalah
serat karung,
kelapa,
kopi,
kakao,
jambu mete,
randu,
tembakau, dan beberapa tanaman
Toga (
lengkuas,
kencur,
kunyit,
jahe, dan
serai). Proyek percontohan Toga terlengkap di Jombang adalah Taman Toziega PKK Kabupaten Jombang dan Toziega Asri di Desa
Dapurkejambon Jombang.
Toziega
(Taman Obat Gizi dan Ekonomi Keluarga) merupakan pengembangan dari Toga
(Tanaman Obat Keluarga). Dimana dalam Toziega ditambahkan pengadaan
sumber gizi secara mandiri dan komersialisasi dari hasil pengelolaan
tanaman obat. Gagasan proyek percontohan Toziega dicetuskan dan dibidani
oleh
Ir. Tyasono Sankadji
yang kemudian menjadi salah satu jargon kebanggaan pertanian dan
perkebunan Kabupaten Jombang. Tebu merupakan bahan mentah utama industri
gula di Jombang, (dimana Jombang memiliki dua pabrik gula). Perkebunan
tebu tersebar merata di dataran rendah dan dataran tinggi Kabupaten
Jombang. Daerah pegunungan di sebelah tenggara (terutama Kecamatan
Wonosalam) merupakan sentra tanaman perkebunan kopi, kakao, dan cengkeh.
Daerah pegunungan di utara merupakan penghasil utama tembakau di
Jombang.
Kehutanan
Hampir 20% wilayah Kabupaten Jombang merupakan kawasan
hutan.
Kawasan hutan tersebut terdapat di bagian utara (kecamatan Plandaan,
Kabuh, Kudu, dan Ngusikan) serta bagian tenggara Kabupaten Jombang
(kecamatan Wonosalam, Bareng, dan Mojowarno). Di wilayah hutan Kabupaten
Jombang, 61% merupakan hutan produksi, 23% hutan tebang pilih, 15%
hutan wisata, dan 1,5% merupakan hutan lindung. Kayu
jati adalah komoditas unggulan subsektor kehutanan di Kabupaten Jombang.
Peternakan dan perikanan
Komoditas peternakan Kabupaten Jombang meliputi
ayam pedaging,
ayam petelur,
ayam buras,
sapi potong,
sapi perah,
kerbau,
kambing,
domba, dan
itik.
Ayam pedaging merupakan komoditas unggulan peternakan di tingkat
provinsi. Beberapa perusahaan menengah bergerak di bidang peternakan.
Mengingat lokasi Kabupaten Jombang yang bukan kawasan pantai, perikanan
perairan umum dan kolam merupakan komoditas unggulan di bidang
perikanan.
Perdagangan
Sektor perdagangan menyumbang PDRB kabupaten terbesar kedua setelah
pertanian. Majunya pertanian di Jombang rupanya turut menggairahkan
sektor perdagangan. Kabupaten Jombang merupakan salah satu penyuplai
utama komoditas pertanian tanaman pangan dan perkebunan di Jawa Timur.
Kabupaten Jombang memiliki 17
pasar umum
yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, serta 12 pasar hewan. Kota
Jombang sendiri memiliki Pasar Legi Citra Niaga, Pasar Pon, Pasar Loak,
dan Pasar Burung (Pasar Senggol). Perdagangan retail dilayani oleh
berbagai pusat perbelanjaan serta supermarket besar maupun kecil. Di
samping Pasar Legi Citra Niaga, dua kawasan ruko yang terbesar adalah
Kompleks Simpang Tiga dan Kompleks Cempaka Mas. Selain kota Jombang,
kawasan pusat komersial regional di Kabupaten Jombang terdapat di
Mojoagung, Ploso, dan Ngoro.
Industri manufaktur
Gedung Industri Perusahaan CJI di Jombang.
Sektor
industri
manufaktur menyumbang PDRB kabupaten terbesar ketiga setelah pertanian
dan perdagangan. Majunya industri di Jombang ditopang oleh kemudahan
transportasi, serta letak Kabupaten Jombang yang strategis, yakni berada
di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa dan bersebelahan dengan
kawasan segitiga industri Surabaya-Mojokerto-Pasuruan.
Industri besar di Kabupaten Jombang yang merambah pasar luar negeri
di antaranya adalah PT Pei Hai Wiratama Indonesia (produk sepatu, topi
dan T-Shirt dengan brand "Diadora" dan "Fila") di Jogoloyo (Jogoroto);
PT Japfa Comfeed (produk makanan ternak) di Tunggorono (Jombang); PT
Usmany Indah (produk kayu olahan), MKS-Sampoerna (produk rokok) di Ploso
dan Ngoro, PT Cheil Jedang Indonesia (produk industri kimia setengah
jadi) di Jatigedong (Ploso);PT Cheil Jedang Superfeed (produk pakan
ternak) di Mojoagung, PT Mentari International (produk mainan anak) di
Tunggorono (Jombang), serta PT Seng Fong Moulding Perkasa (produk ubin
kayu). Kabupaten Jombang juga memiliki dua pabrik gula: PG Djombang Baru
di Kecamatan Jombang dan PG Tjoekir di Kecamatan Diwek.
Sebanyak 96% industri manufaktur di Kabupaten Jombang merupakan
industri kecil, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 60%. Industri
kecil yang merambah pasar luar negeri adalah industri kerajinan
manik-manik kaca (di Desa Plumbon-Gambang, Kecamatan Gudo) dan industri
kerajinan cor kuningan (di Desa Mojotrisno, Mojoagung). Kedua kerajinan
tersebut adalah khas Jombang. Sementara itu, industri kecil lain yang
dipasarkan di tingkat nasional antara lain adalah mebelair (di
Mojowarno), anyaman tas (di Mojowarno), limun (di Bareng dan Ngoro),
serta Kecap "Ikan Dorang", yang merupakan salah satu
trade mark Jombang.
Pertambangan dan Penggalian
Saat ini Kabupaten Jombang tidak terdapat aktivitas pertambangan.
Namun diduga bagian utara dan barat Kabupaten Jombang terdapat deposit
minyak bumi. Bahan galian di Kabupaten Jombang antara lain
yodium, diatomit,
andesit,
lempung, dan
pasir batu.
Perbankan
Di Kabupaten Jombang terdapat beberapa Bank besar yang beroperasi seperti
Bank Jatim,
Bank Danamon,
Bank Mandiri,
Bank Rakyat Indonesia,
Bank Central Asia,
BNI,
BII,
Bank Mega dan lain-lain. Bank-bank tersebut juga menyediakan pelayanan ATM hampir disetiap kecamatan.
Transportasi
Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (
Jogjakarta-Surabaya-
Bali). Selain itu, Kabupaten Jombang juga merupakan persimpangan jalur menuju
Kediri/
Tulungagung,
Malang, serta
Babat/
pantura. Pusat kota Jombang dapat ditempuh 2½ jam dari ibu kota Provinsi Jawa Timur
Surabaya, atau dari
Bandara Internasional Juanda di
Sidoarjo. Saat ini juga telah dikembangkan ruas
jalan tol Mojokerto-Kertosono, yang melintasi bagian utara Kabupaten Jombang.
Bus
Terminal Kepuhsari,
yang terletak di Kecamatan Peterongan, 5 km dari pusat kota Jombang,
merupakan terminal utama kabupaten yang menghubungkan Jombang dengan
kota-kota lainnya. Jalur bus jurusan Surabaya,
Kediri/
Tulungagung, dan
Solo/
Jogja
merupakan jalur yang beroperasi 24 jam nonstop. Bus yang ingin
memberhentikan para penumpang yang ingin ke Jombang Kota biasanya
diturunkan di “Simpang Tiga” kota Jombang yang biasanya disebut Terminal
Lama.
Kereta api
Kabupaten Jombang juga dihubungkan dengan kota-kota lain di Pulau Jawa dengan menggunakan jalur
kereta api.
Stasiun Jombang merupakan stasiun utama, disamping 4 stasiun lainnya:
Sembung,
Peterongan,
Sumobito, dan
Curahmalang.
- Jalur kereta api yang melintasi stasiun KA Jombang adalah
Sementara jalur kereta api yang sudah tidak aktif lagi antara lain jurusan :
- Jombang-Pare-Kediri
- Jombang-Ploso-Kabuh-Babat. Jalur ini dulu melewati depan tugu Ringin Contong yang menjadi ciri khas kota Jombang.
Angkutan lokal
Untuk transportasi intra wilayah kabupaten, terdapat Angkutan
Pedesaan dengan 24 trayek, yang menjangkau ke semua kecamatan. Ini masih
ditambah lagi dengan adanya trayek angkutan antarkota yang
menghubungkan kota Jombang dengan wilayah kabupaten di sekitarnya, yakni
jurusan
Pare,
Kandangan,
Babat,
Kertosono, serta
Mojokerto.
Pariwisata
Kabupaten Jombang memiliki berbagai keindahan alam dan potensi
pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi tersebut pada
umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung sarana dan prasarana
yang memadai untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Jombang, sehingga
menunggu adanya investasi untuk menggarapnya. Hal ini sangat penting dan
menguntungkan, mengingat posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan
dengan daerah tujuan wisata alam
Malang di tenggara dan
Pacet-
Trawas-Tretes di timur; serta wisata historis (
situs Majapahit)
Trowulan. Di Jombang memiliki beberapa tempat pariwisata yang menarik, yaitu
Pemandian Sumberboto di Mojowarno,
Candi Arimbi di Bareng,
Sendang Made di Kudu,
Kedung Cinet di Plandaan,
Kedung Sewu serta Desa Manduro yang berpenduduk asli Madura di Kabuh, perkebunan teh, cengkeh dan durian di Wonosalam serta
air terjun Tretes di Wonosalam. Dan juga
arung jeram (Rafting) di desa Panglungan, Wonosalam. Selain itu juga terdapat wisata religi yaitu makam Gus Dur (
KH. Abdurrahman Wahid),
KH. Wahid Hasyim dan
KH. Hasyim Asyari
di Tebuireng, Diwek, serta bangunan gereja tertua di Jawa Timur yaitu
GKJW Mojowarno. Selain itu terdapat wisata buatan, salah satunya yaitu
Tirta Wisata yang terletak di wilayah Peterongan.
[16]
By: m.arif darmawan/20
ACHMAD FAISAL/01